Sabtu, 30 Januari 2016

Razia Narkoba | Penyeludupan Narkoba Jenis Happy Five Di Gagalkan

Puluhan ribu pil Happy Five yang disita dari seorang warga Taiwan di Surabaya. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)
Lagi-lagi Indonesia terkena kasus narkoba, sampai kapan ya Indonesia harus seperti ini? Kapan ya Indonesia bebas dari narkoba dan teroris.

Penyelundupan ribuan butir narkoba jenis Happy Five digagalkan petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Juanda. Petugas juga menangkap tersangka CLY, 32 tahun, warga negara Taiwan yang indekos di Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur.

Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda, Iwan Hermawan mengungkapkan, petugas pengawas dari KPPBC awalnya mencurigai sebuah 2 paket pos dari Taiwan dengan tujuan Surabaya. Dalam pemeriksaan dokumen pengiriman diketahui jika barang yang dikirim tersebut adalah produk teh hijau.

Namun, petugas tidak percaya begitu saja. Mereka akhirnya menggeledah 2 kardus itu.

"Saat kami buka memang kardus teh hijau. Awalnya kami sempat terkecoh dengan bungkus teh hijau yang digunakan untuk menyembunyikan teh tersebut. Namun, saat kami buka ternyata di dalamnya terdapat 1.000 pil Happy Five tersebut," ucap Iwan di Surabaya, Jumat 29 Januari 2016.

Menindaklanjuti hal itu, menurut Iwan, Bea Cukai menggandeng Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, Direktorat Narkoba Polda Jatim mengintai penerima paket tersebut, yaitu tersangka CLY di Kantor Pos Kebonrojo, Surabaya, Sabtu 23 Januari lalu.

"Setelah melihat tersangka mengambil paketnya petugas gabungan langsung menangkap tersangka. Tersangka mengaku itu memang barangnya," ujar Iwan.

Tersangka CLY mendapatkan barang tersebut dari temannya di Taiwan. Ini terhitung sudah aksi yang ke sekian kali dan baru diketahui hingga membuat dirinya ditahan polisi.

Tak hanya itu, di rumah kos tersangka didapatkan narkoba puluhan ribu pil Happy Five dan 6 ekstasi. Dengan demikian, total pil Happy Five yang disita sebanyak 20 ribu butir.
"Tersangka biasa menjual pil tersebut sebutirnya Rp 125 ribu. Jadi bisa dibayangkan jika ini berhasil dijual ke pasaran," kata Iwan.

Baca Juga : 
Jajanan Anak Berbahaya | Jajanan Mirip Alat Kontrasepsi
Banjir Di Jakarta | 34 Kelurahan Siaga Banjir
Kereta Cepat Jakarta Bandung | Kereta Cepat Di Anggap Tidak Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi


Perang terhadap narkoba terus berlanjut. Kali ini aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Timur berikut Kodim 0505 Jakarta Timur menggerebek lokasi di komplek kos-kosan di Jalan Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Polisi bersenjata lengkap diturunkan dalam razia ini.
Pasukan K9 dengan anjing pelacak pun diturunkan untuk [menyisir lokasi](2423951"") yang diduga kuat sering dijadikan transaksi dan penyalahgunaan narkoba. Penghuni yang dicurigai sebagai penyalahguna pun digelandang keluar satu persatu. Di tes urine. Deretan kamar kos juga tak luput pemeriksaan polisi dan dimasuki satu persatu.

"Ada 60 orang yang kita ambil tes urine. Sementara hasil cek urine ada 10 orang yang positif narkoba," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Agung di lokasi, Jumat 29 Januari 2016.

Ia menerangkan, untuk yang kedapatan positif narkoba, polisi akan menyelidiki lebih lanjut. Meski begitu, langkah rehabilitasi dikedepankan. Tapi sayang penggerebekan kali ini polisi tidak menemukan barang bukti narkoba.

"Kalau positif mereka kita rehabilitasi," ujar Agung.

Sementara itu di lokasi seorang petugas keamanan di kosan tersebut mengatakan kuat dugaan para penghuni seringkali memanfaatkan kos-kosannya untuk menggunakan narkoba.

Sebab, jauh sebelum penggerebekan hari ini, kos-kosan berlantai 3 itu juga pernah dirazia. Bahkan saat itu ditemukan alat dan barang bukti narkoba.

"Iya kita enggak tahu (kenapa bisa masuk). Masalahnya dia yang bawa. Mungkin sembunyi-sembunyi," tutur petugas yang menolak menyebutkan namanya.

Keindahan Pantai Soge | Jalan-Jalan Ke Pacitan



Hai-hai pasti udah seringkan main ke pacitan, tapi masih bingung mau kemana lagi? yuk kita kesini aja "Pantai Soge"

Perjalanan darat menyusuri jalur lintas selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, seketika terhenti manakala pandangan tertuju pada sekerumunan wisatawan bermain air tawar di muara Pantai Soge, salah satu destinasi wisata paling menakjubkan di daerah ini.

Niat untuk terus melaju di jalur bebas hambatan sepanjang pesisir selatan kota terpencil tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini pun pupus sudah.

Dengan wajah berbinar dan hati diliputi rasa penasaran, mobil diparkir darurat di tepi jalur lintas selatan dan bergegas menyusuri jalan setapak, melewati satu area parkir ”dadakan” untuk kendaraan mobil dan sepeda motor, kemudian turun tepat di ujung muara Sungai Soge.

”Takjub!” Mungkin itu kata pertama yang paling pas untuk menggambarkan betapa indahnya eksotika lanskap pantai yang terbentang di kawasan Samudra Hindia itu yang berjarak 276 kilometer barat daya Kota Surabaya, ibu kota Jawa Timur.

Puluhan wisatawan lokal dari sejumlah daerah, mulai anak-anak hingga orang dewasa, begitu asyik bermain air di muara Sungai Soge yang jernih dengan pasir putihnya.

Alur muara sungai berkelok mengitari pasir putih yang membentang di tengah hingga jarak radius 150-an meter sehingga memberi ruang cukup luas bagi wisatawan untuk bermain apa saja dan menikmati keindahan wahana alami pantai.

Sementara debur ombak terus bergulung dan memecah di tepian Pantai Soge, sekelompok wisatawan remaja lain asyik bermain sepak bola plastik atau sejenis futsal hingga puas.

Masih ada satu lagi wahana hiburan yang bisa dinikmati oleh pengunjung selain sekadar berdiri memandangi ombak di tepian pantai, bermain air, ataupun sekadar nongkrong di bawah pohon kelapa sembari menikmati sajian es kelapa muda. Wahana itu adalah ”danau kecil” yang terbentuk karena air laut tidak sepenuhnya tertarik ke tengah laut saat terjadi fenomena air surut, dan terpisah oleh gundukan pasir putih yang membentang di tengah.

Danaunya tidak terlalu luas, tetapi sudah cukup untuk manuver speed boat atau kapal cepat kecil ataupun perahu wisata yang disewakan sejumlah nelayan setempat. Tak heran jika danau kecil berair payau (air laut bercampur air tawar dari Sungai Soge) ini menjadi rujukan wisatawan.

Selain posisinya yang teduh di pinggiran kebun kelapa, hanya dengan biaya Rp 15.000 per orang, pengunjung bisa menyewa jasa perahu wisata atau speed boat kecil untuk mengitari danau tersebut hingga beberapa kali putaran.

Gambaran pemandangan di atas hanya sebagian keindahan di kawasan pesisir Pantai Soge yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan.

Jembatan



Pesona kawasan pesisir di Kabupaten Pacitan yang dijuluki ”Kota 1.000 Goa” ini mulai terbuka seiring pembangunan infrastruktur memadai, yaitu jalur lintas selatan yang tembus hingga wilayah Jawa Tengah.

Siapa saja yang berkunjung ke daerah ini masih akan disuguhi pemandangan lain yang tak kalah menakjubkan. Antara lain, jembatan Soge di salah satu ruas jalur lintas selatan setempat yang dibuat futuristik dengan desain konstruksi pipa lengkung di bagian atasnya sehingga menyerupai rangka kubah raksasa.

Banyak wisatawan atau remaja lokal yang sengaja berhenti di sekitar jembatan Soge yang panjangnya sekitar 50 meter ini untuk sekadar berfoto atau menikmati pantai dari celah alur muara Sungai Soge.
”Sayang jika momentum indah ini dilewatkan. Jembatan ini sudah menjadi salah satu ikon jalur lintas selatan Pacitan karena desain konstruksinya berbeda dengan jembatan-jembatan lain pada umumnya,” ucap Winna, wisatawan asal Bogor, sembari berfoto bersama saudara-saudaranya.

Keramaian memang sangat terasa saat libur Lebaran dan hari libur sekolah.

Tidak hanya Winna yang memiliki kerabat di Pacitan, banyak pemudik atau wisatawan yang sengaja datang ke surga wisata pesisir selatan Pacitan untuk sekadar membuktikan kabar yang berkembang dari mulut ke mulut, ataupun berita perjalanan wisata yang dibuat sejumlah bloger maupun jurnalis media online.

Maklum saja, selain Pantai Soge yang menakjubkan saat dipandang dari salah satu ujung tanjakan jalur lintas selatan tersebut, di sepanjang jalur lintas selatan yang baru dibuka pada pertengahan 2012 itu juga disuguhkan banyak wahana wisata pantai lain yang tak kalah memesona.

Alami

Menurut data dinas pariwisata setempat, total ada 17 wahana wisata pantai di sepanjang pesisir selatan Pacitan yang lokasinya dilewati atau berdekatan dengan jalur lintas selatan. Mulai dari Pantai Banyu Tibo, Buyutan, Karang Bolong, Srau, Klayar, dan Watu Karung yang ada di sebelah barat Kota Pacitan, Pantai Teleng Ria, Tamperan Gung, Kali Uluh, dan Wawaran yang ada di sekitar Kota Pacitan, hingga Pantai Pidakan, Soge, Tawang, Taman, dan Kunir yang ada di sebelah timur daerah ini.

Setiap pantai memiliki panorama khas yang akan membuat siapa saja yang berkunjung ke daerah ini berdecak kagum. Sebab, pada dasarnya, pantai-pantai di daerah ini masih sangat alami, atau orang menyebutnya sebagai destinasi wisata yang masih ”perawan”.

Bahkan, banyak orang Pacitan sendiri, konon, belum mengetahui atau menginjakkan kaki di sebagian besar obyek wisata pantai tersebut karena lokasinya, dulu belum memiliki akses kendaraan.

Surga di belahan pesisir selatan Kabupaten Pacitan yang terletak di ujung barat daya Jawa Timur ini baru terkuak dan menjadi perbincangan banyak bloger dan wisatawan setelah pemerintah membangun jalur lintas selatan sepanjang 70-an kilometer di daerah ini, mulai dari Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di sisi barat hingga Kabupaten Trenggalek yang ada di ujung timur Pacitan.

Mereka yang ingin sekadar menjelajah di jalur cincin pantai Pacitan ini hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapainya.

Menuju Pantai Soge dari Pacitan, kota berjarak sekitar 24 kilometer yang mampu ditempuh kendaraan umum (bus) sekitar 30 menit, sementara dari Surabaya waktu tempuh sekitar 7 jam, dari Tulungagung 3,5 jam, sedangkan dari Solo 4 jam.

Namun, jika ingin sekaligus menikmati setiap destinasi pantai berikut aneka panorama keindahan lainnya, kebutuhan waktu bergantung pada setiap pelancong untuk mengatur ritme perjalanan masing-masing.

Ketika mampir di Pantai Soge selama kurang lebih dua jam, rasanya tak cukup puas dan rasanya ingin menghabiskan waktu seharian, dari pagi hingga sore, agar bisa menyaksikan saat-saat matahari terbit dan terbenam.







Baca Juga : 

Oleh-Oleh Khas Jogja | Jogja Istimewa
Kedung Pedut | Jogja Istimewa | Jalan-Jalan Ke jogja
Sejarah Candi Cetho | Romantisme Candi Cetho | Jalan-Jalan Ke Karanganyar

Sejarah Candi Cetho | Romantisme Candi Cetho | Jalan-Jalan Ke Karanganyar



Selamat sore semua, ada yang tau Candi Cetho yang berada di Karanganyar?

Salah satu peninggalan sejarah di Jawa tengah adalah di kota Karanganyar, Yaitu Candi Cetho. Candi Cetho terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Komplek candi sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar atau penduduk setempat sebagai tempat ziarah maupun tempat pemujaan. Candi Ceto dibuat pertama kali oleh Van de Vlies pada tahun 1842. Berdasarkan keadaannya saat reruntuhannya diteliti, candi ini diperkirakan sudah berusia tidak jauh berbeda dari Candi Sukuh, yang cukup berdekatan lokasinya.

Kompleks percandian saat pertama kali ditemukan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat ke timur. Pembaruan pada akhir 1970-an dilakukan oleh Sudjono Humardani,asisten pribadi Suharto mengubah banyak struktur asli candi, meski konsep punden berundak tetap dipertahankan. Beberapa obyek baru hasil pembaruan yang dianggap sudah tidak original adalah gapura di depan bagian kompleks, bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan, patung-patung yang dinisbatkan sebagai Sabdapalon, Nayagenggong, Brawijaya V, serta Phallus, dan bangunan kubus ada bagian puncak punden. Kemudian pada masa bupati karanganyar, Rina Iriani menempatkan arca Dewi Saraswati, sumbangan dari Kabupaten Gianyar, pada abagian timur kompleks candi, pada punden lebih tinggi daripada bangunan kubus.


Sekarang kompleks candi ceto, terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, terlihat dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan aras ketiga terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat dusun ceto. Pada dinding kanan gapura terdapat inskripsi dengan aksara Jawa Kuno berbunyi Pelling Padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku. Tafsiran dari tulisan tersebut adlaah fungsi candi untuk menyucikan diri (ruwat) dan peyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu pada tahun 1397 Saka atau dalam Masehi 1475 Masehi. Diteras ketujuh terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol pencpiptaan manusia.

Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Pada aras ke delapan terdapat arca phallus ( disebut “kuntobimo”) disisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca ini melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi. Dan yang terakhir adalah aras ke sembilan merupakan aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Disini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.

Baca Juga :   

 

Lokasi Obyek Wisata Candi Cetho Karanganyar

Destinasi Wisata Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Apabila anda menggunakan GPS maka anda dapat menemukan lokasi Candi Cetho di koordinat Koordinat GPS: 7° 35' 30.22" S, +111° 9' 19.87" E . Lokasi ini terlatak di lereng Gunung Lawu serta memiliki ketiggian 1.496 mdpl. Jika anda ingin mendatangi tempat wisata di Karanganyar ini anda dapat melalui jalur Solo-Karanganyar-Tawangmangu. Sebelum sampai Twangmangu, anda dapat melihat tanda peringatan menuju Candi Cetho. Jika melihat tanda ini anda langsung saja belok kiri dan menyusuri jalan utama yang ada. Nanti sepanjang perjalanan anda akan disuguhkan dengan pemandangan berupa kebun teh Kemuning yang sangat asri dan tampak hijau. Akses jalan menuju Candi Cetho ini sudah cukup bagus namun anda harus berhati-hati karena jalan yang relatif naik turun serta berkelok kelok.

Romantisme Wisata Candi Cetho Karanganyar

Lokasi wisata Candi Cetho ini memang memiliki sisi romantis tersendiri di bandingkan tempat lain di karanganyar. Dari akses jalannya saja sudah cukup menarik, yaitu dengan pemandangan berupa kebun teh yang menyerupai pemandangan di Puncak Bogor. Tempat dibangunnya Candi Cetho berada di atas perbukitan, sehingga untuk menjangkaunya perlu perjuangan tersendiri. Mobil atau sepeda motor yang anda gunakan harus prima, jika tidak bisa jadi malah gak kuat. Namun disisi lain apabila anda sudah sampai di atas candi, pemandangannya sungguh luar biasa. Tak salah apabila setiap hari banyak pasangan yang berpacaran di tempat ini. Pada saat-saat tertentu Candi Cetho ini diselimuti kabut, sehingga menambah kesan dramatis dari tempat ini. Suasana yang sejuk membuat kita yang berada di sana akan betah dan tak ingin pulang.
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut
Copyright © 2014 Berita pagi ini