Selasa, 23 Februari 2016

Nekat, Pengoplos Masih Produksi | Masih Banyak Beredar Miras Oplosan di Bantul



Meski keberadaan miras oplosan saat ini tengah menjadi sorotan, ternyata tak membuat para pengoplos miras lainnya jera.
Buktinya, dari hasil operasi yang digelar secara serempak oleh Polres Bantul beserta jajarannya, sebanyak  sembilan jeriken beragam ukuran berhasil disita. Dalam jeriken itu masing-masing berisikan minuman beras tradisional (ciu) oplosan siap jual.

Wakapolres Bantul Kompol Qory Okto Handoko mengatakan, paska-disorotnya miras oplosan beberapa pekan terakhir memang membuat peredaran miras oplosan di Bantul menjadi menurun. Para penjual dan pengoplos yang semula menjadi target operasi memang banyak yang memilih untuk tak melanjutkan bisnis haramnya itu. “Tapi nyatanya masih ada yang nekat. Mereka lah yang kami jaring ini,” katanya saat menggelar jumpa pers di Aula Polres Bantul, Jumat (19/2/2016) siang.

Baca Juga :
 Warga Kalijodo Ungkap Anak Panah di Kalijodo Untuk Menyambut Ahok | Turunkan TNI ke Kalijodo, Ahok Pakai Jurus Orba?
Air Terjun Jumog Karanganyar, Dijuluki sebagai “The Lost Paradise”
ISIS 'memecah belah' kelompok militan Indonesia



Banyaknya penenggak minuman keras (miras) oplosan yang tewas agaknya tak membuat para pengedarnya kapok. Buktinya, peredaran minuman terlarang itu seolah tak ada habisnya di wilayah Bantul. Setiap kali digelar razia, aparat selalu berhasil menyita ratusan botol. Baik minuman beralkohol kemasan pabrik, maupun jenis yang tanpa merek.

Hal itu tampak pada hasil operasi narkoba 2016 yang dilakukan jajaran polres Bantul hingga 14 Februari. Sedikitnya 913 botol miras disita dari 17 wilayah polsek. “Kami juga menyita 123 gram ganja dari tiga tersangka,” ujar Kasat Res Narkoba AKP Rudy Prabowo di aula Mapolres Bantul kemarin (19/2). Satu dari tiga tersangka berinisial A merupakan target operasi polisi. Laki-laki 24 tahun tersebut warga Magelang, Jawa Tengah yang diketahui menjadi pengedar barang haram itu. 

“Tersangka A mendapatkan suplai ganja dari Surabaya, kemudian diedarkan di wilayah Jogjakarta,” jelasnya
Dari A, polisi melakukan pengembangan penyelidikan. Dua tersangka lain berinisial  D,26 dan A alias Jomblo,29 berhasil ditangkap. Keduanya warga Bantul.

Wakapolres Bantul Kompol Qori Okto Handoko menambahkan, selama operasi narkoba, anggota Satreskrim menggiatkan operasi curat Progo 2016. Hasilnya, sebanyak tujuh tersangka ditangkap. Tiga diantaarnya target operasi. “Empat lainnya pengungkapan perkara baru,” jelasnya. Dari para tersangka polisi memperoleh barang bukti berupa laptop dan telepon seluler.

Belum puas dengan hasil operasi, Qori berharap lebih peran serta masyarakat dalam upaya menjaga stabilitas kamtibmas. Mantan Kapolsek Depok Timur Sleman itu menegaskan bahwa operasi merupakan bentuk upaya represif.  “Yang terpenting justru langkah prefentif. Upaya ini mustahil tercapai tanpa peran aktif masyarakat,” tutur perwira menengah degan melati satu di pundak.

Warga Kalijodo Ungkap Anak Panah di Kalijodo Untuk Menyambut Ahok | Turunkan TNI ke Kalijodo, Ahok Pakai Jurus Orba?



Berita terkini terkait penertiban di kawasan Kalijodo semakin seru dan menarik. Baru-baru ini ada kabar bahwa aparat keamanan yang tergabung antara TNI dan aparat kepolisian mendapatkan sejumlah bukti senjata tajam yang tersimpan di Kalijodo termasuk busur dan anak panah.

Terungkap bahwa sebenarnya anak panah ini disiapkan untuk menyambut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika datang ke kawasan Kalijodo. Dilansir dari Kompas, Senin (22/2/2016), seorang warga Mawar (bukan nama sebenarnya) menceritakan bahwa pada tahun 2015 kabarnya bakal ada penertiban di Kalijodo.
Kabar berita itu menyebar luas diantara warga membuat salah satu kelompok besar di Kalijodo bersiap dengan menyiapkan busur dan anak panah. Target utamanya warga adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, akrab dipanggil Ahok.Ternyata kabar akan ada penertiban di Kalijodo waktu itu tidak terjadi. Entah alasan apa, kabar Ahok akan datang ke Kalijodo juga tidak terjadi.

Sementara perlengkapan dan senjata tajam termasuk busur dan anak panah sudah terlanjur dibuat. Sekarang giliran sungguh-sungguh bakal ada penertiban di kawasan Kalijodo dengan mulai dikeluarkannya SP1, Ahok pun tetap tak datang. Yang datang adalah TNI dan polisi senjata lengkap yang bekerjasama membantu Pemprov DKI untuk melakukan operasi penyakit masyarakat lebih dahulu.

Alhasil ditemukanlah berbagai senjata tajam, busur dan anak panah yang menurut mawar, “Beruntung Ahok enggak ke sini.”

Baca Juga :
Pisah Sambut Dandim 0413 Bangka: Dari Cerita Kerusuhan Hingga Banjir | Ogah Terisolir, Korban Banjir Bangka Tengah Bangun Jembatan Darurat
Revisi UU KPK Lemahkan Pemberantasan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam | Demokrat Konsisten Tolak Revisi UU KPK
Ancaman Teror Sianida, Badrodin: Terinspirasi Kasus Mirna | Polisi: Belum Ada Tersangka Baru 

Mantan juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog," ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran," tukasnya.
- See more at: http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf



Mantan juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog," ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran," tukasnya.
- See more at: http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf


 Langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama yang melibatkan personil TNI dalam penertiban kawasan hiburan malam Kalijodo menuai kritikan dari Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi. Menurutnya, langkah tersebut jelas merupakan bentuk penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran terhadap hak-hak warga sipil.

"Penggunaan tentara bersenjata lengkap dari kesatuan di bawah komando Panglima Kodam Jaya, Mayjen Teddy Lhaksamana untuk ’memerangi’ warga (sipil) agar hengkang dari kawasan yang akan dibebaskan Pemprov DKI bukan saja merupakan pelanggaran berat terhadap (nilai-nilai) demokrasi, bahkan melanggar hak-hak sipil. Karena dalam situasi perang sekalipun, militer bersenjata tidak boleh dihadapkan untuk memerangi masyarakat sipil," tulis Adhie dalam keterangan persnya, Senin (22/2/2016).

Adhie menerangkan, tidak ada alasan sama sekali bagi Ahok mengerahkan TNI dalam penertiban Kalijodo selain untuk melakukan intimidasi. Pasalnya, tentara bersenjata lengkap hanya dikerahkan untuk menghadapi ancaman besar dari musuh negara.

Dia mengakui bahwa personil TNI tidak berperan aktif dalam penertiban Kalijodo. Namun, kehadiran mereka saja sudah cukup untuk membuat warga takut dan merasa terintimidasi.
Mantan juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog," ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran," tukasnya.
- See more at: http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut
Copyright © 2014 Berita pagi ini