Penculikan Dan Pembunuhan Anak SD | Pengakuan Warga Tentang Pelaku
Polres Depok masih mendalami kasus penculikan disertai pembunuhan bocah J (7). Tersangka, Januar Arifin alias Begeng akan dites kejiwaannya. "Kami akan melakukan assesment terhadap tersangka bekerja sama dengan tim paikologi dan forensik untuk mengetahui kejiwaan dan kepribadian tersangka," jelas Kapolres Depok Kombes Dwiyono.Pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingat korban masih di bawah umur. Sementara Begeng juga masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Depok. Polisi masih terus menggali motif Begeng melakukan penculikan dan pembunuhan tersebut.
"Tersangka masih kami dalami keterangannya karena dia masih bulat keterangannya," imbuhnya. J diculik Begeng dari dekat sekolahnya di kawasan Beji, Depok, pada Sabtu (6/2) lalu. Bocah kelas I SD itu kemudian dibawa Begeng ke rumahnya di Jl H Albaido, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Polisi berhasil menangkap Begeng pada Minggu (7/2) dini hari di rumahnya setelah mendapat laporan dari orangtua korban. Di rumah tersangka pula, polisi menemukan korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi rumah pelaku.
Sejauh ini, belum ada keterangan lebih lanjut dari polisi soal bagaimana Begeng membunuh korban dan apa penyebabnya. Namun dari hasil olah TKP, polisi menemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang menunjukkan bahwa Begeng telah membunuh korban.
Terkait penyebab kematian korban ini, Polres Depok masih menunggu hasil autopsi jenazah korban di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, termasuk apakah korban mengalami kekerasan seksual atau tidak.
Baca Juga :
Prabowo Tidak Pernah Menyatakan KMP Bubar
Penyebab Gedung Ambruk Saat Gempa Di Taiwan , Korban Gempa masih Hidup Setelah 2hari Terkubur
Kecelakaan Di Kalideres | Ratusan Gojek Kawal Korban Kecelakaan
Warga Jalan Asmawi, Beji, Depok tempat biasa JA (35) bergaul beberapa tahun terakhir ini tidak menyangka bahwa tersangka melakukan pembunuhan terhadap J (7). Pasalnya menurut warga sekitar pelaku yang biasa dipanggil Begeng itu terkenal baik dan sikapnya tidak mencurigakan.
Menurut Hengky (48), Begeng mulai bergaul dengan warga sekitar berawal dari sebuah bengkel di kawasan tersebut yang menjadi tempat langganan pelaku memperbaiki motornya. "Awalnya dia main di bengkel sini, setelah bengkelnya tutup dia tetap main disini. Warga sini sudah kenal dekat sama dia soalnya dia anaknya baik,", ujar Hengky saat diwawancarai Kompas.com di Jalan Asmawi, Beji, Depok, Senin (8/2/2016).
Hengky menambahkan, mengenai isu yang berembus, Begeng mempunyai kelainan seksual yang cenderung lebih menyukai anak kecil. Dirinya tidak pernah melihat gelagat tersebut selama dirinya mengenal tersangka.
"Dia kelihatannya normal kok, enggak pernah kelihatan gimana gimana sama anak kecil. Dia sering godain kalau ada cewek cantik yang lewat sini," tambahnya.
Menurut Tuti (45) istri dari Hengky. Pelaku dikenal penakut oleh warga kawasan tersebut. Sebabnya Begeng mempunyai phobia dengan waria. "Dia takut banget sama pengamen banci. Kalo ada banci mukanya sampe pucat. Makanya kita sering banget nakut nakutin dia soalnya lucu," ucapnya.
Tuti pun menuturkan dirinya tidak percaya Begeng bisa melakukan perbuatan tersebut. Pasalnya pelaku dikenal baik dan humoris, oleh sebab itu pelaku diterima dengan baik oleh warga sekitar. "Kita benci dengan perbuatan dia yang itu (Membunuh J) tapi kita sulit percaya dia bisa ngelakuin itu," tuturnya.
Mengenai motif keuangan yang dicurigai menjadi landasan pelaku tega menculik dan membunuh korban. Sari salah satu warga kawasan tersebut tidak mempercayainya. Karena menurut Sari pelaku berasal dari keluarga berkecukupan. "Bapaknya pensiunan dinas perpajakan. Udah gitu dia orangnya royal sering mentraktir kita kita, jadi ga mungkin motifnya karena butuh uang" katanya.
J (7) ditemukan tewas di rumah orang yang menculiknya, JA (35), di Jalan Albaido, Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/2/2016). J ditemukan di kamar mandi dalam keadaan meninggal dunia. Seusai diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, jenazah J langsung dibawa pulang oleh keluarganya untuk dikebumikan di Garut, Jawa Barat.