Warga Kalijodo Ungkap Anak Panah di Kalijodo Untuk Menyambut Ahok | Turunkan TNI ke Kalijodo, Ahok Pakai Jurus Orba?
Berita terkini terkait penertiban di kawasan Kalijodo semakin seru
dan menarik. Baru-baru ini ada kabar bahwa aparat keamanan yang
tergabung antara TNI dan aparat kepolisian mendapatkan sejumlah bukti
senjata tajam yang tersimpan di Kalijodo termasuk busur dan anak panah.
Terungkap bahwa sebenarnya anak panah ini disiapkan untuk menyambut
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika datang ke
kawasan Kalijodo. Dilansir dari Kompas, Senin (22/2/2016), seorang warga Mawar (bukan
nama sebenarnya) menceritakan bahwa pada tahun 2015 kabarnya bakal ada
penertiban di Kalijodo.
Kabar berita itu menyebar luas diantara warga membuat salah satu
kelompok besar di Kalijodo bersiap dengan menyiapkan busur dan anak
panah. Target utamanya warga adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama, akrab dipanggil Ahok.Ternyata kabar akan ada penertiban di Kalijodo waktu itu tidak terjadi.
Entah alasan apa, kabar Ahok akan datang ke Kalijodo juga tidak terjadi.
Sementara perlengkapan dan senjata tajam termasuk busur dan anak
panah sudah terlanjur dibuat. Sekarang giliran sungguh-sungguh bakal ada
penertiban di kawasan Kalijodo dengan mulai dikeluarkannya SP1, Ahok
pun tetap tak datang. Yang datang adalah TNI dan polisi senjata lengkap yang bekerjasama
membantu Pemprov DKI untuk melakukan operasi penyakit masyarakat lebih
dahulu.
Alhasil ditemukanlah berbagai senjata tajam, busur dan anak panah yang menurut mawar, “Beruntung Ahok enggak ke sini.”
Baca Juga :
Pisah
Sambut Dandim 0413 Bangka: Dari Cerita Kerusuhan Hingga Banjir | Ogah
Terisolir, Korban Banjir Bangka Tengah Bangun Jembatan Darurat
Revisi UU KPK Lemahkan Pemberantasan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam | Demokrat Konsisten Tolak Revisi UU KPK
Ancaman Teror Sianida, Badrodin: Terinspirasi Kasus Mirna | Polisi: Belum Ada Tersangka Baru
Mantan
juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik
kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam
menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok
sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak
lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata
lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur
demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para
pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat
menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela
negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di
Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham
bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog,"
ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga
meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo
untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya
percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan
di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang
dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan
lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran,"
tukasnya.
- See more at:
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf
Mantan
juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik
kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam
menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok
sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak
lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata
lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur
demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para
pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat
menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela
negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di
Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham
bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog,"
ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga
meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo
untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya
percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan
di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang
dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan
lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran,"
tukasnya.
- See more at:
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf
Langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama yang melibatkan personil
TNI dalam penertiban kawasan hiburan malam Kalijodo menuai kritikan dari
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi. Menurutnya,
langkah tersebut jelas merupakan bentuk penyalahgunaan wewenang dan
pelanggaran terhadap hak-hak warga sipil.
"Penggunaan tentara
bersenjata lengkap dari kesatuan di bawah komando Panglima Kodam Jaya,
Mayjen Teddy Lhaksamana untuk ’memerangi’ warga (sipil) agar hengkang
dari kawasan yang akan dibebaskan Pemprov DKI bukan saja merupakan
pelanggaran berat terhadap (nilai-nilai) demokrasi, bahkan melanggar
hak-hak sipil. Karena dalam situasi perang sekalipun, militer bersenjata
tidak boleh dihadapkan untuk memerangi masyarakat sipil," tulis Adhie
dalam keterangan persnya, Senin (22/2/2016).
Adhie menerangkan,
tidak ada alasan sama sekali bagi Ahok mengerahkan TNI dalam penertiban
Kalijodo selain untuk melakukan intimidasi. Pasalnya, tentara bersenjata
lengkap hanya dikerahkan untuk menghadapi ancaman besar dari musuh
negara.
Dia mengakui bahwa personil TNI tidak berperan aktif
dalam penertiban Kalijodo. Namun, kehadiran mereka saja sudah cukup
untuk membuat warga takut dan merasa terintimidasi.
Mantan
juru bicara Presiden RI Keempat Gus Dur, Adhie Massardie mengkritik
kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam
menertibkan kawasan Kalijodo.
"Saya meminta kepada Ahok
sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menghormati hak-hak sipil, dan tidak
lagi menggunakan kekuatan militer termasuk polisi Brimob bersenjata
lengkap untuk menghadapi warga masyarakat yang kawasannya hendak digusur
demi pembangunan, yang pada akhirnya hanya akan menguntungkan para
pebisnis properti belaka," ungkap Adhie, Senin (22/2/2016).
Padahal
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu lanjut Adhie, sedang giat
menggalang kekuatan rakyat untuk menyatu dengan TNI dalam program bela
negara.
"Apakah Ahok lupa bahwa dirinya bisa menjadi penguasa di
Ibukota merupakan bagian dari berkah demokrasi. Dan apakah Ahok paham
bahwa kekuatan utama demokrasi adalah dialog, dialog dan dialog,"
ujarnya.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga
meragukan alasan pemerintah provinsi DKI menggusur kawasan Kalijodo
untuk mengembalikan kawasan tersebut sebagai lahan terbuka hijau.
"Saya
percaya, sebagaimana diajarkan Gus Dur kepada saya, tidak ada persoalan
di muka bumi ini yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog yang
dilakukan dengan jujur. Karena itu, saya percaya, warga Kalijodo dan
lain-lain sesungguhnya bisa diajak dialog. Kuncinya kejujuran,"
tukasnya.
- See more at:
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/2276063/mantan-jubir-gus-dur-kritik-ahok-soal-kalijodo#sthash.J2Ketqcy.dpuf