Nekat, Pengoplos Masih Produksi | Masih Banyak Beredar Miras Oplosan di Bantul
Meski keberadaan miras oplosan saat ini tengah menjadi sorotan, ternyata tak membuat para pengoplos miras lainnya jera.
Wakapolres Bantul Kompol Qory Okto Handoko mengatakan, paska-disorotnya miras oplosan beberapa pekan terakhir memang membuat peredaran miras oplosan di Bantul menjadi menurun. Para penjual dan pengoplos yang semula menjadi target operasi memang banyak yang memilih untuk tak melanjutkan bisnis haramnya itu. “Tapi nyatanya masih ada yang nekat. Mereka lah yang kami jaring ini,” katanya saat menggelar jumpa pers di Aula Polres Bantul, Jumat (19/2/2016) siang.
Baca Juga :
Warga Kalijodo Ungkap Anak Panah di Kalijodo Untuk Menyambut Ahok | Turunkan TNI ke Kalijodo, Ahok Pakai Jurus Orba?
Air Terjun Jumog Karanganyar, Dijuluki sebagai “The Lost Paradise”
ISIS 'memecah belah' kelompok militan Indonesia
Banyaknya penenggak minuman keras
(miras) oplosan yang tewas agaknya tak membuat para pengedarnya kapok.
Buktinya, peredaran minuman terlarang itu seolah tak ada habisnya di
wilayah Bantul. Setiap kali digelar razia, aparat selalu
berhasil menyita ratusan botol. Baik minuman beralkohol kemasan pabrik,
maupun jenis yang tanpa merek.
Hal itu tampak pada hasil operasi
narkoba 2016 yang dilakukan jajaran polres Bantul hingga 14 Februari.
Sedikitnya 913 botol miras disita dari 17 wilayah polsek. “Kami juga
menyita 123 gram ganja dari tiga tersangka,” ujar Kasat Res Narkoba AKP
Rudy Prabowo di aula Mapolres Bantul kemarin (19/2). Satu dari tiga tersangka berinisial A
merupakan target operasi polisi. Laki-laki 24 tahun tersebut warga
Magelang, Jawa Tengah yang diketahui menjadi pengedar barang haram itu.
“Tersangka A mendapatkan suplai ganja dari Surabaya, kemudian diedarkan di wilayah Jogjakarta,” jelasnya
Dari A, polisi melakukan pengembangan
penyelidikan. Dua tersangka lain berinisial D,26 dan A alias Jomblo,29
berhasil ditangkap. Keduanya warga Bantul.
Wakapolres Bantul Kompol Qori Okto
Handoko menambahkan, selama operasi narkoba, anggota Satreskrim
menggiatkan operasi curat Progo 2016. Hasilnya, sebanyak tujuh tersangka
ditangkap. Tiga diantaarnya target operasi. “Empat lainnya pengungkapan
perkara baru,” jelasnya. Dari para tersangka polisi memperoleh barang
bukti berupa laptop dan telepon seluler.
Belum puas dengan hasil operasi, Qori
berharap lebih peran serta masyarakat dalam upaya menjaga stabilitas
kamtibmas. Mantan Kapolsek Depok Timur Sleman itu menegaskan bahwa
operasi merupakan bentuk upaya represif. “Yang terpenting justru langkah
prefentif. Upaya ini mustahil tercapai tanpa peran aktif masyarakat,”
tutur perwira menengah degan melati satu di pundak.
0 komentar:
Posting Komentar