Harga Minyak Dunia | Naik Turunnya Harga Minyak Dunia
Selamat pagi geng....
Harga minyak dunia kembali anjlok 3% pada hari Senin (25/1/2016). Padahal, Jumat (22/1/2016) lalu, harga minyak sempat meroket 23% hingga ke level US$ 32/barel. Penurunan harga minyak ini akibat kelebihan pasokan, salah satunya dari Irak yang mengumumkan produksinya berlimpah. Penurunan harga minyak ini memangkas keuntungan perusahaan-perusahaan di dunia.
Minyak mentah jenis Brent LCOc1 yang merupakan acuan harga minyak dunia tercatat turun hingga 93 sen ke level US$ 31,25/barel atau merosot 3% dari harga pada penutupan Jumat (22/1/2016) pekan lalu, ketika harga Brent melonjak 10%.
Sementara itu, minyak AS jenis CLc1 juga turun menjadi US$ 1,2/barel, lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai US$ 31,17/barel.
Kementerian Perminyakan Irak menyebutkan, produksi minyak Iran hari ini mencapai rekor tertinggi sejak bulan Desember 2015. Wilayah bagian Tengah dan Selatan Iran telah memproduksi minyak mentah sebanyak 4,13 juta barel/hari.
"Irak kelebihan pasokan minyak," kata Hans Van Cleef, Ekonom Senior Energi di ABN Amro, di Amsterdam, seperti dilansir Reuters, Senin (25/1/2016).
"Kelebihan pasokan akan terus menekan pasar karena harga murah," katanya.
Faktor fundamental masih akan mempengaruhi pasar minyak. Harga minyak dimungkinkan masih akan menurun.
Gubernur OPEC Indonesia mengatakan, diperlukan dukungan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mengambil langkah-langkah untuk menopang harga minyak agar tidak terus merosot.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan pada acara terpisah di London bahwa ia melihat tanda-tanda bahwa harga minyak akan membaik.
Dia juga mengatakan, OPEC dan anggota non-OPEC diminta bekerja sama untuk mengatasi kelebihan pasokan dalam rangka untuk menopang harga minyak agar tidak terus anjlok.
Ketua Saudi Aramco mengatakan di sela-sela konferensi yang berbeda, harga minyak pada akhirnya akan menyeimbangkan pada tingkat yang moderat karena permintaan terus meningkat.
Baca Juga :
Jajanan Anak Berbahaya | Jajanan Mirip Alat Kontrasepsi
Badai Salju Di Amerika | Badai Salju Menewaskan 18 Orang
Pemulangan Eks Gafatar | Pemulangan Eks Gafatar Di Nilai Tidak Efisien | Pemulangan Eks Gafatar Ke Jakarta
Pelemahan harga minyak dunia diperkirakan akan segera berakhir. Di akhir tahun 2016, diperkirakan harga minyak dunia meningkat sampai US$ 60 per barel.
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, hal tersebut didorong oleh pasokan shale gas dari Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan berkurang. Itu berarti, permintaan minyak akan kembali meningkat.
"Negara non OPEC khususnya AS dengan harga minyak sekarang produksi shale gas sudah turun, proyeksi kita berlanjut," ujarnya, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Kemudian, peningkatan pasokan minyak dari Iran diperkirakan tidak tercapai. Selama sanksi program nuklir, lanjut dia, investasi di Iran mampet.
"Iran kan kena sanksi tahun 2012 sekitar itu enggak ada investasi besar-besaran sektor itu mungkin sumurnya enggak di maintenance. Kalau dijumlah non OPEC turun sama OPEC naik, tetap masih tinggi permintaanya harga di akhir tahun akan naik," tambahnya.
Sebagai informasi, harga minyak AS turun US$ 1,52 menjadi US$ 30,67 per barel. Sementara itu harga minyak Brent susut US$ 1,28 menjadi US$ 30,9 per barel.
Penurunan harga minyak dunia didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar karena kelebihan pasokan minyak seiring membludaknya pasokan dari Iran.
0 komentar:
Posting Komentar