I Wayan Sumardana | Tawan Si Tangan Robot | Tawan Iron Man Bali
Selamat pagi semua,6 bulan lalu, I Wayan Sumardana terkejut saat bangun pagi. "Tangan kiri Bapak mana? Tangan kiri Bapak mana?" teriak Sumardana pada istri dan anaknya.
Dia merasakan tangan kirinya hilang. Lantas dengan panik memanggil anak-anak dan istrinya. Kejadian di suatu pagi itu membuatnya tersadar bahwa tangan kirinya lumpuh. Sumardana pun sempat ke dokter. Namun semua parameter kesehatan menunjukkan tak ada yang aneh, alias normal.
"Hasil pemeriksaan dokter normal, kolesterol bagus, semua bagus," tutur humas SMK Rekayasa Denpasar, Wayan Sudira."Dua minggu setelah dinyatakan lumpuh, saya langsung putar otak, belajar dari internet sama bekal ilmu sekolah dulu. Merangkai beberapa barang bekas dan dynamo untuk jadi tangan robot saya ini" ujar Tawan, demikian Sumardana akrab disapa.
Pria berkulit sawo matang ini berujar jika kelumpuhan tidak akan pernah membatasi aktivitas dan ruang geraknya. Semangat untuk keluar dari keterbatasan fisik kini terbayar. Tawan mampu menyelesaikan tangan robotnya dalam waktu dua bulan, lengan robot buatannya berfungsi normal dan dianggap mampu membantu kinerjanya sebagai tukang las.
Percikan api kembali mencuat di permukaan besi yang dibakar api las Tawan. Ia mengelas, mengangkat besi dan memindahkan barang layaknya manusia normal. Rangkaian gear yang saling terhubung mulai bergerak seiring gerakan siku dari tangan kiri Tawan. Satu tujuannya, ia harus bisa kembali menggerakkan tangan kirinya untuk terus dapat bekerja mengais rezeki demi membiayai hidup ketiga putra dari hasil pernikahannya dengan Ni Nengah Sudiartini.
"Meski tangan saya lumpuh, tapi saya gak mau terbatasi dengan itu. Demi keluarga dan anak-anak saya harus tetap bekerja," tuturnya.
Kisah Tawan beredar luas di media sosial. Oleh situs 9Gag, dia bahkan dijuluki 'Iron Man' dari Bali karena alatnya mampu bergerak digerakkan oleh otak, seperti layaknya kisah fiksi Iron Man.
Kecanggihan alat buatan Wayan Sumardana alias Tawas 'Iron Man' asal Bali sempat diragukan. Banyak orang di sosial media menganggap teknologi robotik menggunakan sesor otak diciptakan Tawan hanya isapan jempol semata. Pasalnya perusahaan teknologi besar pun masih belum bisa melakukannya.
Tawan mengakui bahwa sistem kerja alat yang dibuatnya tidak secanggih electroencephalogram (EEG) yang sebelumnya dia klaim. Namun bukan berarti alatnya merupakan sebuah tipuan belaka. Dia mengaku tidak mempermasalahkan orang-orang menganggapnya berbohong.
"Bagi yang tidak percaya kalau begini silahkan datang kemari. Nanti saya tunjukin cara kerjanya begini, begini. Sebenarnya sangat sederhana sekali, tidak begitu canggih," terang dia.
Menurut Tawan, dia tidak ingin menanggapi secara serius 'keriuhan' yang terjadi di sosial media. Terpenting baginya adalah bisa terus bekerja dengan bantuan alat tersebut dan bisa menyekolahkan ketiga anaknya, serta masa depannya terjamin.
Dia mengaku, tidak ingin terkenal dengan alat tersebut namun bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang mengalami kelumpuhan sepertinya.
"Mudah-mudahan (kisah saya bisa) menjadi motivasi untuk orang lain. Yang mengalami lumpuh, kayak saya, dan enggak bisa jalan. Biar dia tetap semangat menjalani hidup," terangnya.
0 komentar:
Posting Komentar