Begeng Di Perikasa Psikolog | Kronologi Aksi Begeng
Selama sekitar 1,5 jam, psikolog Komnas PA, Elizabeth Santoso memeriksa Januar Arifin (35) alias Begeng, pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap Jamaluddin (7), bocah kelas I SDN Beji 03, Depok, Selasa (9/2) sore. Pemeriksan berupa tanya jawab dilakukan di Ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok.
Usai pemeriksaan, Elizabeth menuturkan tersangka sangat terbuka dalam menjelaskan kasus penculikan dan pembunuhan yang dilakukannya. Menurutnya tidak ada hal yang tampak coba ditutupi pelaku dalam kasus ini. "Tersangka koperatif saat saya periksa. Semua pertanyaan langsung dijawab. Tidak ada upaya menutupi apapun sama sekali," kata Elizabeth, Selasa.
Menurutnya ada sejumlah metode dan pendekatan yang dilakukannya untuk memeriksa pelaku termasuk tanya jawab. Dari sana katanya akan ditentukan bagaimana karakter pelaku. "Semua hasil pemeriksaan yang saya kumpulkan, sudah saya serahkan semuanya ke polisi. Bagaimanapun semuanya, ada di polisi untuk menindaklanjutinya," kata Elizabeth.
Menurutnya dari hasil pemeriksaan dan wawancara dengan pelaku itu, ada sejumlah hal atau bukti baru yang bisa dipakai polisi untuk mengungkap motif pelaku. Namun Elizabeth enggan menjelaskannya secara rinci.
"Saya hanya bertugas, mengumpulkan data dan kemungkinan bukti baru. Semuanya harus ditindaklanjuti polisi untuk mengungkap temuan bukti baru itu," kata Elizabeth.
Saat ditanya apakah pelaku memiliki karakter dan berperilaku seks menyimpang, Elizabeth enggan menjelaskannya dengan detail. Namun ia tidak menampik kemungkinan itu, bisa terjadi pada pelaku. "Semua masih bisa ke arah itu. Untuk memastikannya polisi yang akan mengungkapnya," kata Elizabeth.
Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan semua hal yang didapat dari pemeriksaan psikolog mesti dikembangkan lagi untuk memastikan motif pelaku menculik korban. "Hasilnya pemeriksaan psikolog menjadi petunjuk untuk mendapatkan bukti lainnya. Jadi masih harus kita tindaklanjuti dan selidiki lagi, dari hasil pemeriksaan psikolog ini," kata Teguh.
Baca Juga :
Penyebab Gedung Ambruk Saat Gempa Di Taiwan , Korban Gempa masih Hidup Setelah 2hari Terkubur
Kecelakaan Di Kalideres | Ratusan Gojek Kawal Korban Kecelakaan
Banjir Di Sumatera Barat | Beberapa Kecamatan Terendam Banjir
Sungguh biadab kelakukan Januar Arifin (35). Pria yang akrab disapa Begeng ini tega menculik dan membunuh bocah J (7). Dengan memberi iming-iming uang Rp 2.000, Begeng awalnya mengajak J main ke rumahnya di kawasan di Jl H Albaido, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. J yang saat itu baru pulang sekolah di Beji, Depok, bersedia diajak Begeng pada Sabtu 6 Februari 2016.
Begeng dan J memang sudah saling kenal. Begeng terkadang mengajak J bermain playstation di dekat sekolahan. Hari menjelang malam, namun Begeng tidak kunjung mengajak J pulang ke rumah. J akhirnya dibunuh bahkan diduga dicabuli oleh Begeng. Aksi Begeng terungkap oleh jajaran Polres Depok. Ia lalu dibekuk dan hingga kini motif Begeng menghabisi J masih ditelusuri.
Begini 7 aksi biadab Begeng:
Begeng dan bocah J diketahui sudah saling kenal. "Mereka saling kenal dan pelaku juga sering melihat korban. Tapi mereka tidak ada hubungan keluarga," Kapolres Depok Kombes Dwiyono usai olah TKP di lokasi pembunuhan, Jl Haji Al-Baido, RT 14/RW 9, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/2/2016).
Begeng bahkan sering mengajak korban untuk bermain PlayStation (PS). "Korban ini sering diajak korban main PS di dekat sekolahannya," kata Kapolres Depok Kombes Dwiyono kepada detikcom, Minggu (7/2/2016). Pelaku ternyata sudah mengenal korban. Begeng sering mengamati korban dari kios batu akik yang terletak di dekat sekolahan korban di Beji, Depok.
"Korban kalau pulang jalan kaki, jadi pelaku sering melibat korban kalau pulang sekolah," lanjutnya.
Begeng mengiming-imingi bocah J dengan uang Rp 2.000 supaya mau main ke rumahnya. "Saat korban pulang dari sekolah, mereka ketemu dengan B. Korban diiming-imingi hadiah Rp 2.000 supaya mau ke rumahnya," ujar Kapolres Depok Kombes Dwiyono usai olah TKP di lokasi pembunuhan, Jl Haji Al-Baido, RT 14/RW 9, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/2/2016).
Dwiyono mengatakan motif pembunuhan masih belum jelas. Dia juga belum menyimpulkan apakah Begeng seorang paedofil atau bukan. "Kita masih lakukan pengembangan mengenai motif," ucapnya.
Begeng diduga menghabisi nyawa korban di rumahnya itu saat ibunya pergi.
"Diduga korban dibunuh pada Sabtu (6/2) malam saat ibu pelaku pergi meninggalkan rumahnya," ujar Kapolres Depok Kombes Dwiyono kepada detikcom, Minggu (7/2/2016). Menurut Dwiyono, korban dibawa oleh pelaku ke rumahnya pada Sabtu (6/2) siang sekitar pukul 12.00 WIB. Ibu pelaku juga sempat melihat pelaku saat membawa korban ke rumahnya.
"Menurut pelaku, ibunya sempat melihat korban waktu dibawa ke rumahnya. Ibunya belum diambil keterangannya," katanya. Ibu pelaku pergi meninggalkan rumahnya pada Sabtu (6/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB. "Ibunya malam itu pergi ke Lenteng Agung, Jaksel. Ibunya kerja sebagai PRT di sana," imbuhnya.
Saat polisi menangkap pelaku di rumahnya, sang ibu tidak ada. "Kemungkinan ibunya memang belum kembali sejak semalam," tutupnya. Begeng mengaku membunuh korban dengan cara membekapnya pakai bantal. "Yang bersangkutan mengaku membekap korban pakai bantal sampai tewas di tempat tidur," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Krishna menambahkan, Begeng membekap korban dengan bantal lantaran panik. "Jadi korban dibekap pelaku saat petugas mau menggerebek rumah yang bersangkutan," imbuhnya.
Paman J, Hari, sempat ditunjukkan SMS oleh Begeng.
Hari tidak mengenal dekat Begeng, dia hanya kenal wajah karena sering nongkrong warkop. Sedangkan SMS yang ditunjukkan Begeng kepadanya berbunyi: "Tolong sampaikan ke pihak keluarga J bahwa J ada di saya. Kalau tidak disampaikan bisa dibunuh."
Hari langsung menelepon nomor yang mengirim SMS tersebut dan menanyakan pengirim itu berada di mana. "Dia bilang dia ada di Ciledug," kata Hari. Sayangnya, Hari tidak menceritakan kronologi SMS itu lebih lengkap karena dia disibukkan dengan proses administrasi di RS Polri.
Namun, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan Begeng awalnya berniat menculik korban. "Dia niat menculik kemudian dia panik, dia tahu kalau anak itu dicari-cari, kemudian dia infokan ke teman-temannya seolah-olah anak itu diculik, padahal dia sendiri yang SMS," jelas Krishna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Begeng menggunakan ponselnya yang lain untuk mengirimkan SMS dari 'si penculik' ke nomornya sendiri yang kemudian ditunjukkan ke paman korban. "Dia gunakan dua HP, satu HP seolah-olah pelaku penculikan, satu lagi milik dia seolah-olah yang menagmankan. Dua-duanya (kedua handphone) milik dia," jelas Krishna. Begeng juga sempat mengaku ada pelaku lain yang menyuruhnya.
"Dia ngakunya ada dua lainnya yang menyuruh. Dari awal Kapolres (Kombes Dwiyono), saya memeriksa, sudah yakin tersangka ini cuma satu dan dia ceritanya berubah-ubah," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Saat digerebek di rumahnya di Jalan H Albaido, Lubang Buaya, Cipayung, Jaktim, Begeng awalnya membantah telah menculik dan membunuh korban. Namun akhirnya Begeng pun mengakui perbuatannya itu dilakukan seorang diri.
"Dia ceritanya berubah-ubah dari subuh sampe pukul 09.00 WIB selalu berubah-ubah. Itu sudah tinggal didalami saja dan kemarin siang keterangannya sudah firm bahwa dia yang melakukan semuanya," ungkapnya.
Karena keterangan yang berubah-ubah, Begeng harus menjalani tes kejiwaan.
Begeng mengaku sudah menikah. Ia kini ditinggal istrinya dan berencana menikah lagi Maret.
"Menurut pengakuan pelaku, dia sudah menikah. Tetapi istrinya sudah meninggalkannya beberapa bulan kemudian setelah menikah," kata Kapolres Depok Kombes Dwiyono kepada detikcom, Minggu (7/2/2016).
Tidak diketahui pasti alasan sang istri meninggalkan Begeng. Dwi mengatakan, Begeng masih menutup rapat soal kehidupan pribadinya itu.
tetangga Bedeng, Imam Wardoyo, menceritakan Begeng kini sudah memiliki calon istri. "Pas penggerebekan calonnnya (calon istri Bedeng-Red), datang, dia kaget sampai nangis-nangis," ujar Imam Wardoyo.
Kepada para tetangga, kata Imam, calon istri Begeng menceritakan sudah melakukan pembuatan baju pernikahan. "Dia sempat ngobrol sama kita-kita, katanya mereka sudah fitting baju untuk nikah bulan Maret. Makanya kita enggak tahu kalau dia suka anak kecil juga," ujarnya.
Senada dengan Imam, tetangga Begeng lainnya yaitu Mei Astuti, menjelaskan calon istri Begeng terlihat shock melihat Begeng keluar dengan tangan diborgol oleh polisi.
"Dia tadi nangis banget pas lihat Begeng keluar diborgol. Padahal itu calonnya Begeng cantik, putih, langsing. Saya enggak nyangka kalau Begeng kayak gitu (pelaku pembunuhan terhadap anak-Red)," ujar Mei saat diwawancara di lokasi yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar